—
FORSIM (Forum Studi Islam Mahasiswa) adalah perkumpulan mahasiswa muslim dan alumni beberapa universitas di Yogyakarta, diantaranya dari UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta) dan UGM (Universitas Gadjah Mada) dan sebagian pemuda muslim yang berdomisili di sekitar kampus UMY.
Alhamdulillah selama beberapa waktu ini FORSIM telah mengadakan beberapa kegiatan dakwah dan pendidikan Islam untuk mahasiswa dan masyarakat umum. Diantara kegiatan utama yang diadakan adalah program Ma’had Al-Mubarok.
Program ini adalah rangkaian kegiatan kajian Islam yang berpedoman kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan mengikuti pemahaman para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum ajma’in. Materi kajian yang dibahas antara lain: tauhid, tazkiyatun nufus, tafsir, hadits, fiqih, dan bahasa Arab.
Kajian ini diadakan secara rutin setiap pekan dengan meminjam tempat di masjid-masjid sekitar kampus UMY dan diadakan terbuka untuk umum. Diantara pengajar Ma’had Al-Mubarok yaitu ; Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A., Ustadz Zaid Susanto, Lc., Ustadz Faharudin, Ustadz Amir As-Soronji, Lc. M.PI., Ustadz Ahmad Mz, S.S., Ustadz Muhammad Romelan, Lc., Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc, dan Ustadz Ammi Nur Baits, ST.
Selain kegiatan Ma’had di atas, FORSIM juga mengelola kegiatan wisma muslim yaitu wisma al-Mubarok. Wisma ini berlokasi di dusun Ngebel, RT 07/RW 07 Desa Tamantirto Kecamatan Kasihan Kabupaten Bantul. Wisma ini berada di sebelah selatan Kampus UMY, yaitu di sebelah barat gedung Unires Putri UMY. Wisma ini menempati bangunan rumah yang telah dibeli oleh seorang muhsinin/donatur dan kemudian dipercayakan untuk dikelola sebagai sebuah wisma muslim untuk mahasiswa UMY dan sekitarnya.
Diantara kegiatan wisma ini adalah membantu kerja bakti masjid setiap pekan, menghadiri kajian rutin ma’had Al-Mubarok, menyebarkan buletin dakwah dan pamflet kajian, mengadakan lomba TPA di bulan Ramadhan, dan mengadakan dauroh/kajian intensif bahasa arab untuk umum secara berkala. Untuk kedepan FORSIM juga berencana mengadakan acara pengobatan gratis untuk warga masyarakat sekitar.
Dengan memperhatikan jumlah kegiatan dakwah yang tidak sedikit dan harus senantiasa dijaga dan dikembangkan, FORSIM bermaksud merencanakan perbaikan pengelolaan kegiatan dakwah dan pendidikan yang sudah berjalan selama ini. Dengan harapan hal ini dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi para mahasiswa dan masyarakat umum yang ingin mempelajari Islam dan meningkatkan nilai-nilai iman dan ketakwaan.
PROGRAM MA’HAD AL-MUBAROK
Program Ma’had Al-Mubarok telah dibuka pertama kali pada tahun 1434 H / 2013 M dengan 4 materi pelajaran pokok sebagai berikut :
1. Kitab Tauhid, pengajar Ustadz Afifi Abdul Wadud, B.A.
2. Tafsir Al-Qur’an, pengajar Ustadz Ahmad Mz., S.S.
3. Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa), pengajar Ustadz Zaid Susanto, Lc.
4. Fiqh/Manhajus Salikin, pengajar Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.
Kajian tersebut diadakan setiap hari Sabtu pukul 13.00-17.00 WIB dan hari Ahad pukul 08.00-11.00 WIB di masjid Al-Mubarok Tegarejo Tamantirto Kasihan Bantul (400 meter ke Utara Kampus UMY).
Untuk angkatan pertama ini jumlah santri yang mendaftar sekitar 80 orang yang terdiri dari santri putra dan putri. Santri yang mengikuti program ini memiliki berbagai latar belakang sosial dan pendidikan.
Beberapa diantara santri ada yang telah berusia lanjut diatas 60 tahun, beberapa mahasiswa S1 dan S2 di UMY dan kampus lain di Yogyakarta dan sekitarnya. Ada juga santri yang berasal dari luar kota, misalnya dari Magelang, Kulonprogo, Purworejo, dan Sukoharjo. Santri yang berasal dari Sukoharjo ini sengaja ke Jogja di akhir pekan dan menginap malam Ahad di Jogja. Hal ini ia lakukan untuk memanfaatkan libur kerja Sabtu Ahad dengan kegiatan menuntut ilmu.
Selain itu, ada santri yang berlatar belakang dosen di salah satu universitas Islam di Yogyakarta, pejabat kepala desa di Magelang, serta pegawai kedinasan TNI-AU. Hal ini menunjukkan besarnya antusias masyarakat secara umum untuk mempelajari ilmu agama Islam dari sumber-sumbernya.
Kemudian pada angkatan ke-2 tahun 1435 H/2014 M Ma’had Al-Mubarok membuka 3 (tiga) tingkatan : Pemula, Menengah, dan Lanjutan. Untuk kelas pemula, materi yang dipelajari adalah ilmu kaidah bahasa Arab yaitu Nahwu dan Shorof untuk membekali santri agar bisa membaca kitab arab gundul yang ditulis oleh para ulama. Adapun untuk kelas menengah, materi yang dipelajari ada 4 (empat) pelajaran: tauhid, fiqh, hadits dan tazkiyatun nafs. Untuk kelas menengah ini, buku panduan yang dipakai adalah buku terjemah/ berbahasa Indonesia.
Pada tahun kedua ini ada sedikit perubahan komposisi pengajar disebabkan kesibukan ustadz yang bersangkutan, di antaranya :
1. Materi Tauhid diampu oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, S.T., M.Sc.
2. Materi Hadits Arba’in diampu oleh Ustadz Ahmad Mz, S.S.
3. Materi Fiqh diampu oleh Ustadz Faharuddin
4. Materi Tazkiyatun Nafs diampu oleh Ustadz Amir As-Soronji, Lc.M.PI.
Pada kelas lanjutan ada 2 mata pelajaran yaitu tauhid dan fiqh. Khusus untuk kelas lanjutan ini buku panduan yang digunakan adalah :
- Syarah Ushul Tsalatsah karya Syaikh Abdul Aziz Ar-Rojihi yang diajarkan oleh Ustadz Muhammad Romelan, Lc.
- Kitab Umdatul Ahkam karya Imam Abdul Ghani Al-Maqdisi yang diajarkan oleh Ustadz Ammi Nur Baits, ST. Untuk pelajaran Umdatul Ahkam ini panitia membagikan buku terjemah dari kitab tersebut agar memudahkan santri dalam mengikuti pelajaran.
Pada angkatan ke-2 ini jumlah peserta yang mendaftar semakin bertambah banyak baik putra maupun putri. Untuk kelas Pemula (Bahasa Arab) jumlah pendaftar adalah 128 putra/ikhwan dan 57 putri/akhwat. Sebagian peserta kelas Pemula ini ada juga yang mengikuti kelas Menengah dan Lanjutan sekaligus karena ketiga kelas ini diadakan pada waktu yang berlainan. Sehingga hal ini memungkinkan peserta mengikuti lebih dari satu program.
Pada angkatan ke-2 ini jumlah peserta yang berusia di atas 50 tahun semakin bertambah banyak. Di samping itu, peserta dari kalangan mahasiswa pun semakin bertambah banyak baik putra maupun putri.
Jumlah peserta yang sedemikian banyak dan jadwal pelajaran yang tidak sedikit tentu membutuhkan tempat dan sarana belajar-mengajar serta area parkir yang mencukupi. Hal ini bisa dilihat pada saat kajian hari Sabtu dan Ahad dengan jumlah peserta kajian sekitar 60-80 orang. Sementara ini panitia masih menggunakan masjid warga sekitar kampus UMY.
Pada awalnya kajian diadakan di masjid Al-Mubarok Tegalrejo (sebelah utara kampus UMY) kemudian karena sesuatu dan lain hal, panitia memindahkan lokasi kajian ke masjid Muthohharoh Ngebel (sebelah selatan kampus UMY).
Tempat kegiatan bahasa Arab, baca kitab, dan kajian kelas lanjutan, panitia meminjam masjid al-Muttaqin Ngrame dan masjid Baiturrohman Tundan. Dalam rangka mengurangi intensitas penggunaan masjid warga, panitia berinisiatif mengalihkan kelas baca kitab dan sebagian kelas bahasa Arab ke beranda wisma Al-Mubarok.
Penggunaan beranda wisma al-Mubarok untuk kegiatan belajar mengajar sebenarnya kurang layak disebabkan ruangan yang cukup sempit dan apabila hujan terkena siraman sebagian air hujan. Melihat keadaan yang cukup memprihatinkan ini panitia berpikir untuk mencari jalan keluar atas permasalahan tempat belajar ini.
Dari sinilah kemudian muncul ide penggalangan dana dalam rangka pembelian tanah untuk lokasi pembangunan gedung sarana dakwah atau tempat kegiatan belajar mengajar Ma’had. Gedung yang akan diberi nama ‘Graha Al-Mubarok’ ini insyaAllah akan menjadi tempat aneka kegiatan dakwah, pendidikan, dan kegiatan sosial untuk umat.
STAF PENGAJAR
Dalam rangka mengenal lebih dekat profil para pengajar yang menyampaikan materi di dalam program Ma’had Al-Mubarok, berikut kami sampaikan gambaran sekilas latar belakang masing-masing pengajar:
Ustadz Afifi Abdul Wadud, BA
Beliau adalah salah satu da’i senior yang mengembangkan dakwah di sekitar kampus UGM dan wilayah-wilayah yang lain di Yogyakarta. Beliau banyak mengisi kajian yang bertemakan tauhid dan aqidah. Beliau menjadi pembina beberapa yayasan dakwah di Yogyakarta. Beliau juga banyak berkecimpung dalam pembinaan dakwah untuk pelajar dan anak-anak SMA.
Ustadz Zaid Susanto, Lc
Beliau adalah salah satu alumni Universitas Islam Madinah Saudi Arabia dan kini aktif mengisi pengajian untuk mahasiswa dan masyarakat umum di berbagai tempat. Beliau juga menjadi pengisi tetap di Radio Muslim Yogyakarta dan sempat menjabat sebagai mudir/direktur Ma’had Jamilurrahman Bantul Yogyakarta.
Ustadz Faharuddin
Beliau adalah salah satu da’i senior di Yogyakarta dan telah lama mengajar di Ma’had Jamilurrahman Bantul. Sekarang beliau mengajar di Islamic Center Bin Baz. Beliau dikenal sebagai ustadz yang banyak mengkaji permasalahan fiqh. Beliau juga sering mengisi pengajian untuk masyarakat dan ibu-ibu.
Ustadz Ahmad Mz, S.S.
Beliau adalah pengurus FDMJ/ Forum Da’i Masyarakat Jogja dan juga pembina Kampus Tahfizh Yogyakarta yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari (YPIA). Beliau aktif menerjemahkan kitab para ulama dan pernah mengajar di Islamic Center Bin Baz. Beliau adalah alumni jurusan Sastra Arab Universitas Gadjah Mada. Saat ini beliau aktif membina Islamic Center Baitul Muhsinin di Sleman dan lembaga dakwah kemasyarakatan di Bantul.
Ustadz Muhammad Romelan, Lc
Beliau adalah salah seorang ustadz alumni Universitas Islam Madinah Saudi Arabia. Beliau menjadi staf pengajar di Ma’had Jamilurrahman dan pesantren Al-Irsyad Salatiga. Beliau pernah mengisi kajian umum di masjid KH. Ahmad Dahlan UMY dengan tema “Meniti Jejak Generasi Terbaik” yang diselenggarakan oleh FORSIM dan rekan-rekan mahasiswa UMY.
Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc
Beliau adalah pimpinan ponpes Darus Sholihin Gunung Kidul, pengasuh website Rumaysho.com dan pimpinan redaksi Muslim.or.id. Beliau belajar kepada para ulama besar masa kini diantaranya Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan, Syaikh Sa’ad asy-Syitsri, dsb. Beliau aktif mengasuh Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI). Beliau juga banyak menulis buku-buku Islam dan artikel ilmiah.
Ustadz Amir As-Soronji, Lc., M.PI.
Beliau adalah alumni Universitas Islam Madinah Saudi Arabia. Beliau aktif mengisi di Radio Muslim dan kajian Islam di sekitar kampus UGM. Beliau juga menjadi staf pengajar Ma’had Jamilurrahman, Bantul. Beliau juga sering mengisi kajian khusus muslimah di Yogyakarta.
Ustadz Ammi Nur Ba’its, S.T.
Beliau adalah dewan pembina situs Konsultasi Syariah dan pengasuh website Pengusaha Muslim dan Yufid.com. Beliau adalah alumni jurusan Teknik Fisika Universitas Gadjah Mada. Beliau juga aktif menulis buku islam dan mengisi kajian-kajian di sekitar Kampus UGM.
PERMASALAHAN
Sebagaimana diketahui bersama, perkembangan dakwah Islam semenjak awal perjalanannya di bawah panduan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa berhadapan dengan ujian dan hambatan.
Hal ini merupakan sunnatullah di dalam dakwah. Penolakan kaum musyrikin Quraisy yang sedemikian keras telah mendorong terjadinya hijrah. Hal ini menjadi bukti bahwasanya keberadaan dakwah tidak bisa lepas dari dinamika lingkungan masyarakat sekitar.
Sambutan masyarakat menjadi faktor yang penting dalam membangun dakwah. Pembinaan dakwah dan pendidikan umat tidak bisa berjalan lancar apabila terus-menerus berada dalam situasi kekacauan.
Dari sanalah kebutuhan akan suatu pusat kegiatan dan pembinaan dakwah menjadi perkara yang urgen dan sangat berarti di dalam menunjang kemajuan dakwah Islam. Hal ini telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat tatkala membangun tatanan masyarakat Islam di Madinah dengan kerjasama antara kaum Muhajirin dan Anshar.
Dalam konteks dakwah saat ini, keberadaan masjid sebagai fasilitas umum yang dimiliki oleh masyarakat memberikan ruang yang terbatas bagi pembinaan dakwah secara lebih luas dan tertata. Hal ini bisa dimaklumi karena masjid masyarakat adalah aset bersama, bukan milik pribadi atau kelompok tertentu.
Dengan demikian adanya sikap yang kurang mendukung dakwah dari sebagian komponen warga menjadi faktor yang cukup besar dalam menghambat perkembangan dakwah ke depan. Hal ini terbukti dengan munculnya propaganda yang menyudutkan dakwah sehingga membuat sebagian pengelola/ pemilik masjid menjadi khawatir dan bahkan terprovokasi oleh isu dan propaganda dari pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab. Konflik semacam ini tentu menimbulkan ganjalan dalam dakwah. Dengan demikian, mendirikan sebuah bangunan gedung dakwah yang bersifat mandiri adalah kebutuhan yang tidak bisa dielakkan.
FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG
Dakwah di tengah generasi muda di masa kini sangat penting untuk dikembangkan. Hal ini mengingat generasi muda adalah calon pemimpin bangsa di masa depan. Baik buruknya masa depan suatu negeri sangat ditentukan oleh kualitas generasi muda. Apabila generasi muda di negeri tersebut terdidik dan terbimbing dengan baik dalam hal moral dan agamanya tentu masyarakat akan menjadi baik.
Sebaliknya, apabila generasi muda hancur moral dan agamanya masa depan umat berada di ambang kehancuran. Dari sinilah kiranya sangat penting untuk mencurahkan perhatian yang besar guna membimbing dan mengarahkan generasi muda menuju masa depan yang cerah dan indah di dunia dan di akhirat.
Yogyakarta, sebagai daerah yang menjadi tujuan generasi muda dari berbagai pelosok negeri dalam rangka menimba ilmu memiliki posisi yang cukup strategis dalam gerakan perbaikan umat di negeri ini. Hal ini bisa dilihat dari membanjirnya mahasiswa baru dari berbagai daerah yang memasuki berbagai lembaga perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di kota ini.
Sebagai gambaran, di UMY saja terdapat sekitar 4000 mahasiswa baru yang diterima setiap tahunnya. Adapun di UGM kurang lebih terdapat 8000 mahasiswa baru yang diterima. Secara kuantitas, hal ini menunjukkan besarnya minat generasi muda untuk melanjutkan pendidikan di bangku perguruan tinggi.
Namun, suatu hal yang patut disayangkan bahwa semangat mereka untuk mengkaji Islam masih sangat kecil. Untuk itulah diperlukan upaya yang serius dan berkesinambungan dalam membantu generasi muda -terutama kaum mahasiswa dan pelajar- agar bisa mempelajari Islam dan terprogram dengan baik.
Ditinjau dari sisi lain, di Yogyakarta banyak dijumpai aktivis dakwah yang telah mengenyam program pendidikan Islam baik secara formal maupun non formal di dalam maupun di luar negeri. Hal ini bisa dilihat dengan adanya sejumlah pondok pesantren, yayasan dakwah, dan lembaga keislaman yang terdiri dari tenaga pengajar serta da’i lulusan pesantren atau universitas Islam di dalam dan di luar negeri. Sebut saja misalnya para ustadz lulusan Universitas Islam Madinah Saudi Arabia, para ustadz alumni Darul Hadits Yaman, para ustadz alumni Pakistan dan para ustadz alumni LIPIA Jakarta.
Hal ini didukung pula dengan keberadaan para da’i yang memiliki latar belakang perguruan tinggi umum, seperti dosen dan alumni universitas di Yogyakarta serta pegiat dakwah yang memanfaatkan berbagai fasilitas teknologi informasi masa kini. Perkara-perkara tersebut di atas merupakan potensi yang sangat besar apabila bisa disinergikan dan dikelola dengan baik melalui wadah-wadah pusat dakwah dan tarbiyah Islam yang berpegang kepada manhaj para sahabat radhiyallahu ‘anhum.
Kiprah para ustadz bersama kalangan profesional muslim telah menunjukkan tanda-tanda kemajuan yang patut untuk disyukuri. Sebagaimana yang bisa kita lihat dengan adanya pusat-pusat pendidikan Islam, seperti : Islamic Center Bin Baz, Ma’had Jamilurrahman dan Ponpes Hamalatul Qur’an di Bantul, Ponpes Darul Sholihin dan Al-I’tishom di Gunung Kidul, Yayasan Pendidikan Islam Al-Atsari, Pusat Studi dan Dakwah Islam (PSDI) Darussalam, Forum Da’i Masyarakat Jogja (FDMJ), Daarul ‘Uluum Learning Center, dan Majeed Reporters di Yogyakarta, Islamic Center Baitul Muhsinin dan Ponpes Putri Khairu Ummah di Sleman. Selain itu, ada Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) dan Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia (KIPMI) yang dikembangkan juga dari kota Yogyakarta.
PROYEK DAKWAH KE DEPAN
Melihat perkembangan dakwah yang cukup menggembirakan ini, FORSIM melalui program Ma’had Al-Mubarok berusaha menjalankan kegiatan pendidikan dan dakwah Islam secara berkesinambungan. Kajian rutin yang membahas materi-materi dasar tentang Islam telah diadakan dan masih berjalan di setiap pekannya.
Selain itu, kegiatan pembelajaran bahasa Arab juga diadakan secara rutin setiap pekan dengan jadwal dan kelas yang telah diatur sedemikian rupa. Ke depan, FORSIM juga mengagendakan untuk melaksanakan kajian-kajian tematik di masjid kampus UMY atau di tempat-tempat strategis lain secara berkala agar manfaat dakwah tersebar lebih luas lagi.
Rencana ke depan, FORSIM melalui Graha Al-Mubarok ini akan mengembangkan kegiatan dakwah dan pendidikan untuk mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum yang bisa diakses dengan mudah dan disajikan dengan kemasan yang menarik.
Hal itu dapat diwujudkan dalam bentuk program kajian, seminar, pengelolaan situs dakwah, pembelajaran jarak jauh, pendidikan/ pelatihan penerjemahan bahasa arab, bimbingan baca Al-Qur’an (tahsin, tajwid, TPA, dsb), penerbitan buku/ brosur dakwah dan lain sebagainya sesuai dengan tuntutan zaman dan kondisi masyarakat.
Dengan demikian, keberadaan gedung dan sarana belajar yang menunjang sangat dibutuhkan. Mudah-mudahan pendirian Graha Al-Mubarok ini bisa terwujud dengan lancar dengan taufik dan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalam rangka pendirian Graha Al-Mubarok ini dibutuhkan lahan yang memadai, diupayakan berada di lokasi yang strategis dan lingkungan yang kondusif. Adapun tujuan umum pendirian Graha Al-Mubarok ini adalah:
[1] Tersedianya tempat ibadah (masjid) yang sesuai sunnah/ tuntunan nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam. [2] Terbentuknya masyarakat islam yang kuat dalam hal ilmu dan amal sesuai Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan mengikuti pemahaman Sahabat.
Luas tanah yang dibutuhkan untuk lokasi pembangunan Graha ini kurang lebih seluas 1.000 m2. Di atas tanah tersebut direncanakan akan dibangun antara lain masjid, perpustakaan, rumah ustadz, rumah tamu, kantor, taman, area parkir, asrama dan ruang kelas.
KONSEP GRAHA AL-MUBAROK
1. Graha al-Mubarok merupakan komplek sarana dakwah islam yang terdiri dari : masjid, perpustakaan, kantor, ruang kelas, ruang audio visual, asrama, dan ruang produksi.
2. Graha al-Mubarok menampung berbagai kegiatan dakwah dan pendidikan islam untuk umat dari berbagai jenjang usia dan latar belakang sosial/ pendidikan.
3. Graha al-Mubarok melibatkan berbagai unsur penting di dalam dakwah, yaitu: ustadz, pengurus/ panitia, peserta, masyarakat sekitar dan lembaga dakwah yang lain
4. Graha al-Mubarok membuka ruang untuk program kerja sama dakwah dengan para pegiat dakwah sunnah secara terbuka dan non-komersial. Segala pembiayaan yang ditetapkan dan disepakati bersama (misal: sewa gedung) bertujuan untuk menunjang operasional kegiatan dakwah dan pendidikan islam, bukan untuk menumpuk kekayaan pribadi atau kelompok tertentu.
5. Graha al-Mubarok menjadi pusat pembelajaran yang dikelola oleh ma’had al-Mubarok yang meliputi: kajian rutin, pelajaran bahasa arab, baca kitab, bimbingan membaca al-qur’an, kajian tematik, kajian muslimah, bakti sosial, dsb.
6. Graha al-Mubarok memberikan kesempatan luas bagi kegiatan dakwah mahasiswa dan pelajar yang ingin memakai fasilitas (masjid, ruang belajar, dsb) guna penyelenggaraan kegiatan tersebut pada waktu-waktu yang disepakati/ dikoordinasikan dengan pengurus.
7. Graha al-Mubarok juga memberikan ruang bagi para usahawan, profesional, akademisi, maupun aparat pemerintah dalam upaya dakwah islam dan pendidikan keagamaan.
8. Graha al-Mubarok mendorong terjalinnya kerja sama yang baik antara berbagai komponen umat untuk bersama-sama menggapai tujuan dakwah yaitu terwujudnya masyarakat yang berpegang teguh dengan ajaran islam sebagaimana telah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para Sahabat radhiallahu ‘anhum.
SURVEI LOKASI DAN HARGA TANAH
Dari hasil survei panitia mendapatkan informasi tentang tanah yang dijual diantaranya sebagai berikut :
[1] Tanah seluas 1.600 m2 . Lokasi tanah ini berada di dusun Ngebel RT 08/ RW 07 di sebelah selatan kampus UMY. Tanah ini berupa dua petak ladang yang ditanami sayuran. Lokasi tersebut cukup strategis karena tidak jauh dari kampus UMY (±200 m). Harga tanah yang ditawarkan sebesar Rp.1.300.000,- per m2.
[2] Tanah pekarangan seluas 1.047 m2 berlokasi di dusun Karangjati sekitar 5 menit arah selatan dari kampus UMY. Lokasi tersebut juga cukup strategis karena dekat dengan jalan dan pemukiman. Tanah tersebut ditawarkan seharga Rp.500.000,- per m2. Dibanding lokasi tanah sebelumnya, lokasi tanah ini agak jauh dari kampus UMY.
Sampai saat ini, kami masih mempertimbangkan kedua lokasi tanah di atas dan masih terus melakukan pencarian alternatif tanah lain. Panitia senantiasa memohon kepada Allah agar memudahkan urusan ini.